Minggu, 28 Oktober 2012

Diferensiasi Sosial


Daftar Isi
·         Daftar isi     ....................................................................................................     1
·         Bab I  ( Pendahuluan )
      Kata Pengantar .............................................................................................     2
      Latar Belakang ..............................................................................................     3
      Rumusan Masalah ........................................................................................     3
      Tujuan ...........................................................................................................      3
·            Bab II ( Pembahasan )
-        Diferensiasi sosial
                   Pengertian.........................................................................................      4
                  Ciri – ciri ............................................................................................     4
-        Bentuk – bentuk diferensiasi sosial
                  RAS  ..................................................................................................     5
                  Suku Bangsa .....................................................................................     7
                  Klen  ..................................................................................................     9
                  Agama ..............................................................................................      9
                  Profesi  .............................................................................................      10
                  Jenis Kelamin ...................................................................................      11
                  Asal Daerah ......................................................................................      11
                  Partai Politik ......................................................................................     11
·            Bab III ( Penutup )
      Kesimpulan ...................................................................................................      12
      saran .............................................................................................................      12
·            Daftar Pustaka .............................................................................................     13

BAB I
PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,yang bertemakan tentang  ”DIFERENSIASI SOSIAL di lingkungan masyarakat” .
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu guru. Tidak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada beliau atas arahannya dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang saya selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah
“ tak ada gading yang tak retak “,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah saya selanjutnya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin


Latar Belakang
#(Subakti, A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group)

Apakah dilingkungan sekitarmu masih terdapat orang yang memiliki ciri khas dari masing-masing daerah yang berbeda? Jawabannya pasti ada. Setiap daerah pasti memiliki ragam kebudayaan yang berbeda dan memiliki ciri khas dari masing-masing daerah tersebut. Apalagi sekarang merupakan zaman globalisasi dan memungkinkan setiap orang dapat berpindah tempat, selain itu juga dapat memungkinkan terjadinya DIFERENSIASI SOSIAL diantara masyarakat
Dalam kenyataan yang ada di dalam masyarakat perbedaan perbedaan yang terjadi memang secara kodrati telah ada. Perbedaan tersebut yang membuat keseimbangan dan kedinamisan dalam hidup bermasyarakat. Dengan perbedaan-perbedaan yang ada tersebut akan menyebabkan pembagian tugas di dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perbedaan-perbedaan dalam masyarakat tersebut ada yang bersifat vertical maupun horizontal. Pada kesempatan ini kami akan membahas dan memaparkan perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam masyarakat yang bersifat horizontal daln biasa sisebut diferensiasi sosial.
Dalam diferensiasi sosial perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai derajat yang sama dan seyogyanya saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan tersebut. Namun pada kenyataannya perbedaan yang terjadi pada masyarakat tersebut sering menyebabkan terjadinya konflik. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena adanya diferensiasi sosial dalam hal agama, etnik, ras, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Sehingga pada kesempatan kali ini saya ingin mengkaji dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan diferensiasi sosial pada masyarakat dengan harapan menemukan perpecahan masalah yang dapat diterapkan dan berguna dengan baik. Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba mengulas sedikit mengenai Differensiasi Sosial.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,maka rumusan masalah dari Makalah ini adalah :
  • Apa pengertian dari diferensiasi sosial?
  • Apa saja bentuk-bentuk dari diferensiasi sosial?

Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1.    Umum
Untuk mengetahui tentang berbagai pengertian, bentuk-bentuk diferensiasi sosial dan penyebab terjadinya disorganisasi sosial.

2.    Khusus
Untuk memenuhi tugas matapelajaran Tekhnologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) mengenai materi kelas XI IPS .
BAB II
PEMBAHASAN

Deferensiasi Social


Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (sukubangsa), klan, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan partai politik. Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan- tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat. Diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi di Afrika Selatan.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan partai politik. disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.  Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.

2.     Differensiasi sosial memiliki 3 ciri :   


  • ·         Ciri fisik = Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
contohnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.

  • ·      Ciri social = Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor

  • ·   Ciri budaya = Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

3.   bentuk-bentuk differensiasi social
#(file:///H:/Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial )

Berbagai bentuk differensiasi sosial dalam masyarakat berdasarkan perbedaan Ras,Agama,Jenis kelamin,Profesi,Klan,dan Suku bangsa. Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir.
Contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.

Bentuk bentuk differensiasi social dalam masyarakat membentuk 8 kriteria :

        ·            Diferensiasi ras
Ras (KBBI: 2001) adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi ras berarti mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya bukan budayanya.
Misalkan, bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut. Pada dasarnya ciri fisik manusia dikelompokkan atas tiga golongan yaitu ciri Fenotipe, cirri Filogenetik, dan ciri Getif.

a) Ciri fenotipe
Ciri Fenotipe merupakan ciri-ciri yang tampak. Ciri fenotipe terdiri atas ciri kualitatif dan kuantitatif. Ciri kualitatif antara lain warna kulit, warna rambut, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk dagu,
dan bentuk bibir. Sementara itu, ciri kuantitatif antara lain tinggi badan, gerak badan, dan ukuran bentuk kepala.

b)Ciri filogenetik
Ciri Filogenetik  yaitu hubungan asal usul antara ras-ras dan perkembangan. Sedangkan ciri getif yaitu ciri yang didasarkan pada keturunan darah.

Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :
1)
Menurut A.L. Krober

Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)

Mongoloid


-
Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)


-
Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)


-
American Mongoloid (penduduk asli Amerika)

Kaukasoid


-
Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)


-
Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)


-
Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)



Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

Negroid


-
African Negroid (Benua Afrika)


-
Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)


-
Melanesian (Irian, Melanesia)

Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok)


-
Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)


-
Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)


-
Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)


-
Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)
2)
Menurut Ralph Linton

Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orangorang Indian di Amerika.

Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.

Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman.


Bagaimana dengan Indonesia ?
Sub ras apa saja yang mendiami negara kita ini ?
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras sebagai berikut:

Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.

Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tomuna di Sulawesi.

Neo Melanosoid, yaitu penduduk kepulauan Kei dan Aru.

Melayu, yang terdiri dari dua :


-
Melayu Tua (Proto Melayu), yaitu orang Batak, Toraja dan Dayak


-
Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang Aceh, Minang, Bugis/ Makasar, Jawa, Sunda, dsb.
Sukubangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, yang sering dikuatkan dengan kesatuan bahasa.Sukubangsa sering disamakan dengan kelompok etnik (ethnic Group). Namun, kelompok etnik tidak selalu berarti sukubangsa. Misalnya kelompok etnik Tionghoa.Disebut kelompok etnik apabila secara sosial telah mengembangkan SUBKULTUR-nya sendiri.


      Lima ciri pengelompokan sukubangsa :
  • Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga sukubangsa
  • Pola-pola sosial-kebudayaan (adat istiadat, cita-cita dan ideologi)
  • Ikatan sebagai satu kelompok
  • Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli
  • Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran teritorial di antara warga sukubangsa

Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan berikut : 
-
ciri fisik
-
kesenian
-
bahasa daerah
-
adat istiadat

Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain :
-
Pulau Sumatera

: Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang,      Melayu, dsb.;
-
Pulau Jawa
: Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;
-
PulauKalimantan
: Dayak, Banjar, dsb.;
-
Pulau Sulawesi
: Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang-Mangondow,   Gorontalo,dsb.;
-
Kep.Nusa Tenggara
: Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;
-
Kep.Maluku dan Irian
: Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.


Untuk kepentingan administrasi dan politik, di masa orde baru dibedakan antara :
(1) masyarakat sukubangsa,
(2) masyarakat terasing, dan
(3) keturunan asing

Masyarakat sukubangsa adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, dan mampu berinteraksi dan komunikasi dengan dunia luarnya, masyarakat terasing adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, tetapi terisolasi atau mengalami keterbatasan hubungan dengan dunia luarnya, sedangkan keturunan asing memiliki daerah asal di luar wilayah Indonesia. Ada tiga keturunan asing yang menonjol, yaitu China, India dan Arab, Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.


        ·             Deferensiasi berdasarkan  klen

Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt (tradisi).
Klen adalah system social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal). Social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).

o               Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
- Masyarakat Batak (sebutan Marga)
- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun.
- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara.
- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi,      Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
- Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
o    Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
- Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
- Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilinea

        ·            Diferensiasi berdsarkan Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.
Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.

1)
Komponen-komponen Agama

Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.

Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.

Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.

Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.

Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
2)
Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.

        ·            Diferensiasi Profesi (pekerjaan)

Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau
profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi guru memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.


        ·            Diferensiasi Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka ada kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.

        ·            Diferensiasai Asal Daerah
                                      
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
-
masyarakat desa
: kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa
-
masyarakat kota
: kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut:
- perilaku
- tutur kata , dsb.


        ·            Diferensiasi Partai Politik
Diferensiasi partai Politik adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.dan juga merupakan penggolongan  masyarakat berdasarkan perbedaan paham partai politik.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk atau diferensisasi sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan – golongan atau kelompok – kelompok secara hoirizontal atau tidak bertingkat. Adapun wujudnya adalah penggolongan penduduk atas dasar ras, suku bangsa, agama dan lain – lain. Dalam pembedaan tersebut tidak menunjukkan tinggi rendahnya martabat atau derajat seseorang sebagaimana yang terdapat dalam stratifikasi sosial atau pelapisan sosial masyarakat.
Dengan kata lain, pembedaan ras, suku bangsa, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan partai politik dalam masyarakat Indonesia bukan merupakan bentuk pelapisan sosial, tetapi merupakan pembagian sosial yang mempunyai kedudukan atau derajat yang sama.
Saran
Dalam hal ini kami menyarankan kepada pembaca agar selalu berfikap positif dalam menyikapi adanya diferensiasi soaial. Karena pada hakikatnya manusia memang diciptakan beraneka ragam untuk saling mengisi dan melengkapi. Sehingga kita harus mengedepankan sikap toleransi agar konflik yang diakibatkan kerena adanya diferensiasi soaial tidak terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

  • Subakti, A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Google :